puisi senja

Aku Berjalan Diantara…. Hamparan permadani alam yang menghijau Tiupan sang bayu…. Menggerakkan pohon & daun Seperti seorang penari meliuk-liuk Suara gemercik air terjun Terasa begitu merdu Semakin indah oleh aliran air sungai Yang Berkelok-kelok…. Ketika ku lempar Pandangan jauh kedepan Aku semakin terpana Ada gunung menjulang dengan gagah Sebuah pahatan alam yang luar biasa Betapa kecilnya diriku Dihadapan-Mu Ya Allah Begitu agung ciptaan-Mu * berdiriku ditepian kesunyian terdamparku dilautan kehampaan terpenjaraku di hunian ketiadaan yang membawa aku tersandungnya kepiluan terpaut aku dalam kesendirian disaat aku manyadari diriku tlah merapuh hatiku tak lagi tuk mengharapkan cinta yang mampu membalut luka yang tertahan kini ku tlah menyepi di antara sakitku menghapus sedikit noda luka yang kau tinggalkan aku hanya mengharapkan dirimu sadar akan sucinya cintaku untukmu.. semoga kau mengrti akan aksara yang tertulis dalam kenangan yang sengaja aku ungkapkan.. * ~Rindu yang terbenam~ Di kala mata ingin terpejam separuh hati merindu terbenam ketika senja berubah menjadi temaram membawa pilu ini dalam pekatnya malam tertegun ku dalam jiwa yang terkikis membangkitkan rasa yang terasa mengiris membuat aku terbangun dan menangis ketika terbenamnya rindu bersama emosi yang membeku aku disini berdiri tegak, berharap melupakan bayangmu yang masih membekas dibenakku... biarlah terbenam bersama mimpi yang tak nyata... dan hancur bersama rindu yang melekat dibatin.... *Aku hanya sekuntum mawar disemak belukar.. Yang tak diinginkan keberadaannya.. Tak elok bak yang lain kupu-kupu pun enggan menyapa.. Aku laksana mawar layu, kering kerontang Bagimu, aku hanya benalu bukan ? * Wahai engkau yang bernama rindu andai kau punya rasa jadikanlah aksaramu menjadi sebuah kata yang berarti bagiku. Andai kau punya makna jadikanlah katamu sebagai pelengkap kisahku dengannya. Jangan kau hanya diam membisu sementara hatiku kau isi dengan rasamu yang selalu mengusik pikiranku. Datanglah padanya dan ukirlah namamu di dinding hatinya agar ia dapat merasakan sentuhan lembut aksaramu yang kau tulis atas rasaku untuknya. Wahai rindu.... Sentuhlah hatinya sedikit saja agar rasaku menjadi indah kala ia genggam jemariku dengan hangat kasihnya. * Tak bosan aku denganya setiap saat yang tercatat adalah keindahan di saat ku masih dalam dekapan hangatnya. ketika kuncup mekar nya menghias dalam selaksa kidung pagi Mentaripun seketika bernuansa pijarkan bias aroma dalam dekapan jiwa menyatu bermuara dengan kelembutan akan sang kerinduan . Sajak pagiku bangkit menyulam pahatan ukiran dalam aksara tentangnya,yang terus mengalir selaras hangat mentari bercumbu dengan hangatnya dengan tembang pagi. Tentangnya semua terasa indah walau ku lalui dengan seuntai bayanganmu yang terus menari pada pelupuk netra ini. Jelang siang cintaku . * entah kenapa wajahmu terus berlari menari dalam pikiranku aku hanya dapat pejamkan mata untuk dapat mengusik bayangmu walau sesaat setelah itu aku akan tersiksa menerima dengan lapang dada bahwa rindu ini betul adanya bahwa rindu ini betul dirimu yang menggebu menyesakan nafasku dan menyakitkan diriku akan kenyataan bahwa kau bahkan tak menganggapku *

Komentar